Depot MI18 menyediakan makanan yang bebas dari bahan pengawet dan pengenyal. Mie kami aman untuk dikonsumsi karena sudah terdaftar di DinKes RI P-IRT
no. 206 352 101 040 dan terbukti bebas dari bahan pengawet dan
pengenyal yang berbahaya. Karena tidak mengandung bahan pengawet dan
pengenyal, mie hanya bertahan 3 hari dan bertahan 1 minggu bila disimpan
di lemari pendingin.
Oleh karena itu, mie di Depot MI18 terjamin
kualitasnya karena setiap minggu selalu memproduksi mie, sehingga mie
yang dipasarkan adalah mie yang baru. Saat ini Depot MI18 tidak hanya
memiliki pelanggan hanya dari Kota Ngawi saja, melainkan juga dari
kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo,
Semarang, Madiun, Malang bahkan juga di luar pulau Jawa seperti Sumatera Barat dan Madura.
Berikut menu-menu yang terdapat di Depot kami:
Mie dan Bakso ( tanpa bahan pengawet dan pengenyal - Formalin dan Boraks -) terdapat 3 macam pilihan
Selasa, 22 Mei 2012
Senin, 21 Mei 2012
Bahan Tambahan Pada Makanan 2
Jika kemarin saya memberi informasi tentang bahan tambahan pada makanan, yaitu boraks, maka kali ini saya akan memberi informasi tentang bahan tambahan pada makanan jenis formalin yang diperoleh dari Badan POM Surabaya.
Formalin
Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %. Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi.
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Tahu merupakan produk pangan yang sering direndam formalin. Tahu yang tidak direndam formalin hanya bertahan 1 – 2 hari saja kemudian berlendir. Sedangkan yang direndam formalin akan bertahan 4 – 5 hari bahkan bisa sampai 1 bulan dalam kadar tertentu.
Saat sekarang, formalin sudah digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Tidak hanya tahu, melainkan juga makanan-makanan lain seperti mie.
Formalin
Formalin adalah nama dagang formaldehida yang dilarutkan dalam air dengan kadar 36 – 40 %. Formalin biasa juga mengandung alkohol 10 – 15 % yang berfungsi sebagai stabilator supaya formaldehidnya tidak mengalami polimerisasi.
Formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan gangguan peredaran darah. Injeksi formalin (suntikan) dengan dosis 100 gram dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 jam.
Tahu merupakan produk pangan yang sering direndam formalin. Tahu yang tidak direndam formalin hanya bertahan 1 – 2 hari saja kemudian berlendir. Sedangkan yang direndam formalin akan bertahan 4 – 5 hari bahkan bisa sampai 1 bulan dalam kadar tertentu.
Saat sekarang, formalin sudah digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Tidak hanya tahu, melainkan juga makanan-makanan lain seperti mie.
Bahan Tambahan Pada Makanan
Boraks
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.
Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks.
Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Dengan uraian di atas, kita sepatutnya pandai-pandai dan berhati-hati dalam memilih makanan, karena kemungkinan besar makanan yang kita makan tidak terlepas dari bahan-bahan pengawet yang berbahaya. Pilih makanan yang aman dan sudah lolos uji oleh badan POM agar kita terhindar dari makanan yang mengandung bahan pengawet. Mari belajar makan makanan sehat tanpa pengawet dan pengenyal.
Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.
Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks.
Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan.
Dengan uraian di atas, kita sepatutnya pandai-pandai dan berhati-hati dalam memilih makanan, karena kemungkinan besar makanan yang kita makan tidak terlepas dari bahan-bahan pengawet yang berbahaya. Pilih makanan yang aman dan sudah lolos uji oleh badan POM agar kita terhindar dari makanan yang mengandung bahan pengawet. Mari belajar makan makanan sehat tanpa pengawet dan pengenyal.
Langganan:
Postingan (Atom)